Tingginya rasio wirausaha perempuan di Indonesia
Tingginya partisipasi perempuan dalam kewirausahaan baru membuat Indonesia berada pada peringkat pertama dengan rasio perempuan dan laki-laki tertinggi antara negara anggota GEM
Secara global, banyak faktor yang dapat
menghambat pertumbuhan kewirausahaan, termasuk penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi yang modern, peraturan ketenagakerjaan yang kurang fleksibel, kurangnya
tenaga kerja terampil atau berpendidikan, terbatasnya akses pembiayaan maupun
pilihan untuk tetap menjadi usaha kecil untuk menghindari komplesitas
admnistrasi dan peraturan.
Dalam penelitian GEM, terdapat indikator
TEA yang bersifat stabil dari tahun ke tahun. Di tahun 2016, sama rata-rata jumlah
wirausaha pada tahap awal atau TEA (Total Early-stage Entrepreneurial
Activity), yang diukur dari persentase
penduduk usia 18-64 yang merupakan wirausaha yang baru lahir atau pemilikusaha baru
cenderung tinggi pada negara yang masuk
dalam kategori pertumbuhan ekonomi “factor driven”, dan menurun pada negara
yang masuk dalam kategori “efficiency-driven” dan innovation-driven”.
Dalam indikator unik GEM ini (nilai
TEA), Indonesia memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu 14%. Ini berarti dari
100 penduduk dewasa Indonesia (18-64 tahun), terdapat 14 orang yang memiliki
usaha di tahap awal yaitu usaha yang berusia di bawah 3,5 tahun. Nilai 14% ini
membuat Indonesia berada di peringkat 20 dari 65 negara yang Yang menarik dari hasil penelitian GEM di
tahun 2016 ini adalah, Indonesia memiliki peringkat tertinggi untuk rasio
perempuan terhadap lai-laki untuk wirausaha vbaru. Rasio perempuan dan laki-lai
untuk TEA Indonesia adalah 1,24. Hal ini menunjukkan bahwa dari 9 orang
wirausaha tahap awal , terdapat 5 wirausaha baru perempuan dan 4 orang sisanya
adalah laki-laki. Menanggapi hasil ini, Catharina B Nawangpalupi (Ketua GEM
Indonesia 2013-2016) menyatakan bahwa hasil selama 4 tahun survey kewirausahaan
di Indoensia menunjukkan bahwa perempuan Indonesia lebih berani mengambil
resiko untuk memulai usaha baru. Hal ini dinyatakan bukan tanpa data. Survei
tahunan GEM di Indonesia dari tahun 2013 sampai 2016 menunjukkan bahwa laki-laki dewasa Indonesia
merasa memiliki kesempatan dan kemampuan berwirausaha yang lebih tinggi dari
yang dirasakan perempuan Indonesia. Namun, jumlah perempuan yang memulai usaha
lebih banyak daripada laki-laki. Catharina menekankan, hal ini menunjukkan
pentingnya dukungan ekosistem bagi wirausaha perempuan agar mereka bisa lebih
mengembangkan usahanya dan meningkatkan dampak bagi masyarakat di sekitarnya.
Sayangnya, partisipasi dalam wirausaha
di Indonesia masih belum dibarengi dengan aspirasi yang tinggi. Hanya 2.4% dari
wirausaha di Indonesia yang berencana untuk menambah tenaga kerja lebih dari 5
orang dalam 5 tahun ke depan. Hal ini menyebabkan Indonesia berada pada posisi
kedua dari belakang (peringkat 64 dari 65) dari aspirasi untuk pertumbuhan
tenaga kerjanya. Gandhi Pawitan, Ketua GEM Indonesia 2017 menyatakan pentingnya
berbagai faktor lain yang dapat mendorong
wirausaha untuk lebih produktif dan beraspirasi tinggi. Gandhi memaparkan hasil
penelitian GEM yang dilakukan oleh tim Indonesia menunjukkan inovasi merupakan
salah satu kunci penting peningkatan iklim kewirausahaan di sebuah negara. Hal
ini juga didukung oleh hasil penilaian GEM global selama 10 tahun terakhir: transfer
teknologi dan litbang merupakan faktor penting dalam penguatan ekosistem
kewirausahaan.
Global Entrepreneurship Monitor
merupakan konsorsium penelitian mengenai kewirausahaan yang terbesar di dunia.
Tahun 2016 menandai penelitian GEM selama 18 tahun berturut-turut dan di tahun
2016 ini, survey GEM meliputi 69% populasi dunia dan hanpir 85%
dari GDP dunia. Meskipun GEM bukan satu-satunya ukuran kewirausahaan, namun penelitian dan laporan GEM menawarkan
berbagai rekomendasi yang dapat menjadi dasar untuk diskusi tentang kebijakan
dan praktik yang dapat mendukung usaha dan
mempromosikan dampak yang lebih besar pada masyarakat. GEM Indonesia
juga teah meluncurkan 3 laporan nasional dan 2 laporan ASEAN bersama dengan
beberapa negara ASEAN lain.
GEM Indonesia dimotori oleh UniversitasKatolik Parahyangan, Bandung dan rutin melakukan survey kewirausahaan sejak
tahun 2013. Hasil survey GEM Indonesia meliputi hamper 20.000 responden dari
berbagai daerah di Indonesia dan telah mewawancara lebih dari 100 ahli di
bidang kewirausahaan untuk menilai kekuatan dari ekosistem kewirausahaan
Indonesia. Laporan GEM Indonesia dapat diperoleh dari website lppm.unpar.ac.id
maupun website gemconsortium.org.
Komentar
Posting Komentar