Tingginya rasio wirausaha perempuan di Indonesia

Tingginya partisipasi perempuan dalam kewirausahaan baru membuat Indonesia berada pada peringkat pertama dengan rasio perempuan dan laki-laki tertinggi antara negara anggota GEM


Pada hari Minggu sampai dengan Selasa di minggu ini (5 - 8 Februari 2017) di Kuala Lumpur diselenggarakan pertemuan tahunan
Global Entrepreneurship Monitor (GEM) sekaligus peluncuran laporan GEM 2016/2017. Dalam kegiatan ini, Global Entrepreneurship Monitor (GEM) melaporkan bahwa kewirausahaan secara global meningkat. Peningkatan ini disertai dengan aspirasi positif dari para wirausaha di dunia. Lima puluh lima persen dari total wirausaha yang disurvei oleh GEM di berbagai negara di seluruh dunia menyatakan untuk mau menambah tenaga kerjanya dalam lima tahun ke depan.

Secara global, banyak faktor yang dapat menghambat pertumbuhan kewirausahaan, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang modern, peraturan ketenagakerjaan yang kurang fleksibel, kurangnya tenaga kerja terampil atau berpendidikan, terbatasnya akses pembiayaan maupun pilihan untuk tetap menjadi usaha kecil untuk menghindari komplesitas admnistrasi dan peraturan.

Dalam penelitian GEM, terdapat indikator TEA yang bersifat stabil dari tahun ke tahun. Di tahun 2016, sama rata-rata jumlah wirausaha pada tahap awal atau TEA (Total Early-stage Entrepreneurial Activity),  yang diukur dari persentase penduduk usia 18-64 yang merupakan wirausaha yang baru lahir atau pemilikusaha baru cenderung  tinggi pada negara yang masuk dalam kategori pertumbuhan ekonomi “factor driven”, dan menurun pada negara yang masuk dalam kategori “efficiency-driven” dan innovation-driven”.

Dalam indikator unik GEM ini (nilai TEA), Indonesia memiliki nilai yang cukup tinggi, yaitu 14%. Ini berarti dari 100 penduduk dewasa Indonesia (18-64 tahun), terdapat 14 orang yang memiliki usaha di tahap awal yaitu usaha yang berusia di bawah 3,5 tahun. Nilai 14% ini membuat Indonesia berada di peringkat 20 dari 65 negara yang  Yang menarik dari hasil penelitian GEM di tahun 2016 ini adalah, Indonesia memiliki peringkat tertinggi untuk rasio perempuan terhadap lai-laki untuk wirausaha vbaru. Rasio perempuan dan laki-lai untuk TEA Indonesia adalah 1,24. Hal ini menunjukkan bahwa dari 9 orang wirausaha tahap awal , terdapat 5 wirausaha baru perempuan dan 4 orang sisanya adalah laki-laki. Menanggapi hasil ini, Catharina B Nawangpalupi (Ketua GEM Indonesia 2013-2016) menyatakan bahwa hasil selama 4 tahun survey kewirausahaan di Indoensia menunjukkan bahwa perempuan Indonesia lebih berani mengambil resiko untuk memulai usaha baru. Hal ini dinyatakan bukan tanpa data. Survei tahunan GEM di Indonesia dari tahun 2013 sampai 2016  menunjukkan bahwa laki-laki dewasa Indonesia merasa memiliki kesempatan dan kemampuan berwirausaha yang lebih tinggi dari yang dirasakan perempuan Indonesia. Namun, jumlah perempuan yang memulai usaha lebih banyak daripada laki-laki. Catharina menekankan, hal ini menunjukkan pentingnya dukungan ekosistem bagi wirausaha perempuan agar mereka bisa lebih mengembangkan usahanya dan meningkatkan dampak bagi masyarakat di sekitarnya.

Sayangnya, partisipasi dalam wirausaha di Indonesia masih belum dibarengi dengan aspirasi yang tinggi. Hanya 2.4% dari wirausaha di Indonesia yang berencana untuk menambah tenaga kerja lebih dari 5 orang dalam 5 tahun ke depan. Hal ini menyebabkan Indonesia berada pada posisi kedua dari belakang (peringkat 64 dari 65) dari aspirasi untuk pertumbuhan tenaga kerjanya. Gandhi Pawitan, Ketua GEM Indonesia 2017 menyatakan pentingnya berbagai  faktor lain yang dapat mendorong wirausaha untuk lebih produktif dan beraspirasi tinggi. Gandhi memaparkan hasil penelitian GEM yang dilakukan oleh tim Indonesia menunjukkan inovasi merupakan salah satu kunci penting peningkatan iklim kewirausahaan di sebuah negara. Hal ini juga didukung oleh hasil penilaian GEM global selama 10 tahun terakhir: transfer teknologi dan litbang merupakan faktor penting dalam penguatan ekosistem kewirausahaan.

Global Entrepreneurship Monitor merupakan konsorsium penelitian mengenai kewirausahaan yang terbesar di dunia. Tahun 2016 menandai penelitian GEM selama 18 tahun berturut-turut dan di tahun 2016 ini, survey GEM meliputi 69% populasi dunia dan hanpir 85% dari GDP dunia. Meskipun GEM bukan satu-satunya ukuran kewirausahaan, namun penelitian dan laporan GEM menawarkan berbagai rekomendasi yang dapat menjadi dasar untuk diskusi tentang kebijakan dan praktik yang dapat mendukung usaha dan  mempromosikan dampak yang lebih besar pada masyarakat. GEM Indonesia juga teah meluncurkan 3 laporan nasional dan 2 laporan ASEAN bersama dengan beberapa negara ASEAN lain.

GEM Indonesia dimotori oleh UniversitasKatolik Parahyangan, Bandung dan rutin melakukan survey kewirausahaan sejak tahun 2013. Hasil survey GEM Indonesia meliputi hamper 20.000 responden dari berbagai daerah di Indonesia dan telah mewawancara lebih dari 100 ahli di bidang kewirausahaan untuk menilai kekuatan dari ekosistem kewirausahaan Indonesia. Laporan GEM Indonesia dapat diperoleh dari website lppm.unpar.ac.id maupun website gemconsortium.org.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Entrepreneurship Monitor: Pengenalan

Peningkatan aktivitas kewirausahaan global: bentuk peluang ekonomi atau pilihan kerja yang terbatas?

Mencari ilmu, menguji profesionalisme